Skip to main content

Doa (Beasiswa Serbia) yang direstui-Nya

"Kamu harus terjun dan jadi basah untuk tahu air, bukan cuma nonton di pinggir dan berharap kecipratan."- Dee Lestari

Yaaa. Dream is just a dream. Mewujudkannya atau tidak, itu pilihannya. Dari sebuah alasan yang secara tidak sengaja membawaku pada mimpi yang sebelumnya mustahil buatku. Lihat! Aku sudah disini. Masih melangkah pada bilangan 0 di dalam mimpi yang sesungguhnya. Dan tahukah kamu? yang aku lihat sebelumnya hanya di dalam angan dan bayangnya mimpi.
Aku menikmati setiap hitungan langkah kehidupan sekarang, seperti hitungan 1 2 dan 3. Aku menikmatinyaaa... selalu menikmatinya.
Selalu ada yang baru yang aku temukan, dan harus terbiasa dengannya.

Kalau bukan karena penolakan berkali kali itu, aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya berusaha. Tuhan memang baik. Mengajakku untuk mendewasa, bukan ke-putus-asa-an. Memberi tahukan aku dengan kehangatan akan pentingnya hidup untuk belajar. Membuka lebar mata melihat dunia, bukan hanya menikmati masa muda yang tanpa tujuan.

Tahun demi tahun, tanpa terasa aku melewatinya, naik dan turun seperti tangga. Mencari tahu arti tanda tanya pada hal yang menyangkut dalam dada. Membentuk sebuah cabang pada pohon fikiran. Sedang aku belum mengetahui apa yang akan dihasilkan.

Hai.
Salam kenal kembali. Aku Anis.
Apa kabar?

Kalo kamu tanyakan balik aku, aku sejauh ini baik-baik saja, masih bernafas dan tersenyum manis seperti yang ingin selalu kamu lihat. Hehe

Sekarang ini sekedar ingin sharing sedikit tentang kejutan indah dari Tuhan. Alhamdulillah, aku sangat bersyukur, sangat-sangat bersyukur. Tuhan sangat baik, memberikan aku banyak kejutan yang sebelumnya tidak terbayang dan mungkin bukan keinginanku. Alhamdulillah, aku terbang ke Serbia, mewakili Muslimah, Indonesia dan kotaku Tangerang. Membawa tanggung jawab besar atas nama, negara, dan kota. Aku sadar, diriku tidaklah pintar. Hanya saja ... aku percaya ada perjuangan yang sudah aku lakukan, yang akhirnya direstui-Nya, yang pada akhirnya aku tahu tujuanku untuk apa dan kenapa. Dia adalah rayuan yang aku langitkan, lalu diterima. Aku tidak tahu bila perjuanganku tanpa melibatkan-Nya, pasti tidak akan indah hasilnya seperti ini.

Ketika kamu memulai dan memutuskan untuk menjadi seorang "pemburu beasiswa/scholarship hunter". Kamu harus tahu "Apa" dan "Kenapa". Karena setidaknya kamu akan terbayang setiap perjalanan perjuangan yang kamu hadapi. Membagi banyak waktu dan merelakan banyak hal. Terkecuali untuk merelakan kewajibanmu, kamu harus bilang "NO". Ok? ;)

Mungkin ... aku akan sedikit kaku dalam merangkai kata. Aku harap, Semoga kamu tidak keberatan saat membacanya.

Waktu itu adalah pengumuman penerima beasiswa Turki. Dua hari, tak kunjung datang pengumuman yang aku harapkan. Pada kenyataannya, secara tidak langsung aku sedang menunggu email penolakan. Lagi-lagi penolakan. Penolakan yang berbeda dari biasanya, lebih memberikan aku energi untuk segera bangkit sebelum datang penolakan resmi. Berdiskusi pada teman seperjuangan Turki yang belum pernah bertemu sebelumnya. Aku tertampar, karena semangatnya melebihi aku, masih berjuang mencari sela untuk mendapatkan Turki melalui link yang lain (halal ya). Aku jadi semakin termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Aku ingin kuliah, tidak ingin menunda kuliahku lagi. Karena ini sudah 3 tahun semenjak kelulusan smk ku di tahun 2013. Hanya ada dua pilihan untukku: kerja sambil kuliah atau berjuang kembali mencari beasiswa. Aku memilih untuk berjuang kembali mencari beasiswa. Meskipun aku tahu saat itu orang tuaku tidak merestuiku untuk memperjuangkannya.
Lewat google, aku mencarinya, dengan kata kunci mengenai "beasiswa". Aku membuka setiap link yang tertera pada hasil pencarian di halaman 1. Yang pada akhirnya mengantarkan aku untuk melirik dan melihat isi di dalam website dikti. Disana tertera pengumuman beasiswa world in Serbia. Alhamdulillah ... dengan sangat bahagia persyaratannya bisa aku penuhi. Tidak seribet beasiswa Turki, dan tidak boleh juga untuk diremehkan. Tepat di hari terakhir batas pengiriman berkas, aku langsung beraksi mengumpulkan semua berkas yang diperlukan dan mengirimkannya ke kedutaan besar Serbia di Jakarta menggunakan jasa Go-J**. Sebelumnya sempat meragu, iyaaa atau tidaknya untuk melamar beasiswa tersebut. Dengan segala keputusan, akhirnya jadi melamarnyaaa. Yeay! Semangat! Entah kenapa, aku bergerak sendiri, sangat bersemangat menyiapkan semua berkas di hari H. Seperti diharuskan untuk memperjuangkannya. Menurut pemikiranku, ini perjuangan terakhirku sebagai kesempatan untuk mendapatkan beasiswa karena usiaku di tahun 2017 sudah menginjak 21 tahun. 21 tahun adalah batas usia untuk mendaftarkan beasiswa ke luar negeri. Sedangkan beasiswa di Indonesia ditentukan melalui tahun kelulusannya. Walaupun semuanya tidak seperti itu. Inilah yang menjadi alasan pertamaku untuk mencari beasiswa ke luar negeri.
Aku berharap, tetapi tidak terlalu berharap seperti aku menaruh harapan pada beasiswa Turki, tidak seperti itu. Sebelum mendengar pengumuman kelulusan beasiswa Serbia. Aku sudah kuliah di UMJ di fakultas pertanian selama sebulan. Di saat itu juga ada seseorang yang tiba-tiba mengajakku menikah. Pilihan yang sulit, hanya ada satu pilihan yang harus ditetapkan *ketok palu*. Akhirnya pilihanku jatuh pada perjuangan beasiswa Serbia. Aku hanya berdoa, "jika beasiswa ini yang terbaik untuk agamaku dan keistiqomahanku dalam beribadah, Engkau akan meluluskan aku pada beasiswa ini". Alhamdulillah ... Allah mengabulkannya dan menjawab "iya" untukku.

Laluuu ... Datanglah orang-orang yang baik (mereka keluargaku), menyampaikan berita bahagia untukku,
"ANIS. KAMU DINYATAKAN LULUS BEASISWA SERBIA. SELAMAT YAAA."
Momen yang sangat mengharukan, dan sampai sekarang ingatan itu masih terngiang di kepalaku. Aku baru bersandar, beristirahat dari sepulang kerja, lapar dan ingin makan, lalu disuguhkan berita bahagia. Aku langsung merasa kenyang, sampai lupa ingin makan. Haha.
Apa kamu tahuuu, apa yang membuat kamu merasa bahagia ketika berita bahagia tentang impianmu datang menghampirimu? Orang-orang juga turut bahagia atas kebahagianmu.

Kalau ditanya "Tips dan Trick" nya apa dalam meraih beasiswa. Aku hanya akan menjawab
"Niatmu dan tujuanmu menentukan hasilnya. :)"

Tulipku yang terlihat di sebuah gambar tak tersentuh. Sekarang sedang tumbuh seperti aku.

Selamat dua bulan menetap di Serbia untuk aku dan keluarga baruku!
(Postingan yang tertunda semenjak tanggal 5 Maret 2016)

Yang ingin request postingan apa dan bertanya lebih.
Silahkan email aku (anissun18@gmail.com).

Best regards,
ANIS SUNDARI

Comments

Popular posts from this blog

Klinik Hewan ini Bagus gak?

Baru sadar bahwa ... Faktanya, bukan hanya manusia, hewan juga perlu dokter yang cocok dalam pengecekan kesehatan atau pun di saat ia sedang sakit. Tidak bisa asal pilih atau sembarang ketemu "Ah disini aja deh kayanya bagus". Kucing, Anjing, Kelinci, dan sekawanannya samasama makhluk hidup. Butuh perlakuan baik untuk tumbuh dan berkembang dengan selayaknya, ada hak yang harus dipenuhi dari pemiliknya yang mengadopsi termasuk dalam memilihkan dokter untuk mereka. Dari pengalaman menyedihkan dari Toing, aku jadi lebih tau... 1. Cek ulasan di Google 2. Setelah OK, cek sosial medianya, cek bagaimana kelengkapan kliniknya, apakah memiliki alat untuk pemeriksaan lab. Riset online berbagai macam informasi dari akun tersebut, jika tidak ada? bisa kontak nomor yang tertera di Google tadi. Jika tidak ada juga? langsung saja datang ke kliniknya. 3. datangi dokter tersebut, lihat bagaimana dokter menjelaskan kondisi Pawkids/ANabul. Dokter yang tepat: - Ia bisa menjelaskan kondisi pet de

Pagi itu, ada Aku yang mandiri

Pagi itu,  ada semilir angin yang menemani ada sekelompok dingin yang memeluki/bersamai ada bus kota yang ku naiki ada nenek dan kakek yang kadang kala menyapa dan menanyai kabarku Pagi itu, Sangat ku rindukan Meskipun rapuh Meskipun jatuh Ada banyak hal yang membuatku bangkit kembali Pagi itu, Kadang menyenangkan Kadang menjengkelkan Kadang pula menyedihkan Tapi dia selalu jadi kenangan perasaan yang selalu teringat Tentang Aku, Kehidupanku yang Mandiri, Novi Sad dan Orang-orang di dalamnya.

5 Hal yang harus dilakukan ketika berada di Luar Negeri

"Daripada nyesel, mending lakuin!" - Anissun Apa tuh? Bukan kesempatan sekali dua kali yang bisa diambil ketika mendapatkan tiket murah bahkan gratis untuk ke luar negeri, butuh effort yang lebih banyak untuk membuat kesempatan itu muncul kembali. Uang dan Waktu adalah investasi terbesar kita saat itu. Dua-duanya terasa sangat mahal, terlagi soal waktu yang gak bisa didapatkan lagi di kemudian hari.  Ya! gak semua orang punya kesempatan yang sama untuk lebih mudah bolak-balik ke luar negeri sesuka hati, terlebih aku yang bukan siapa-siapa. Daripada terlalu sibuk memikirkan bagaimana indahnya jalan-jalan dengan vibes yang berbeda. Lebih baik memikirkan tujuan apa yang bakal kamu raih disana.  Liburan terbaik menurutku bukan sekedar liburan yang membawa kesenangan saja. Namun, ada beberapa bagian yang bisa kita pelajari dan ambil hikmahnya terutama dari perbedaan budaya yang tentunya bertolak belakang dengan tempat asal kita. Anggap saja kamu sedang ikut kelas yang dikemas